Kue sagu keju merupakan salah satu kue kering kesukaan di rumah. Kalau memakan kue ini ga akan berasa bisa ludes satu toples. Setelah mempunyai oven kompor alias oven tangkring, saya tertarik untuk praktek membuat kue kegemaran keluarga ini.
Beberapa resep yang direkomendasikan pernah saya coba. Tapi lidah saya dan keluarga merasa cocok dengan resep yang akan dicatatkan di blog kali ini.
Walaupun bahan utamanya hanya menggunakan tepung tapioka aka tepung kanji, rasa kuenya tetap gurih, renyah, dan lumer di mulut.
Tepung Sagu Susah Didapat
Herannya, hampir semua penjual bahan kue menganggap tepung sagu sama dengan tepung tapioka π₯ .
Tentu saja saya sangat kaget ketika akan membelinya di toko tempat menjual bahan-bahan kue, si penjual mengatakan bahwa kedua tepung itu sama saja.
Walaupun saya bukan hobi memasak, tetapi tetap paham kalau kedua jenis tepung itu bahan utamanya berbeda.
Saya sempat mendebat si penjual dengan mengatakan bahwa pohon sagu dan pohon singkong itu sangat berbeda. Kenapa bisa tepungnya dianggap sama? Mungkin kalau dikasih air, tepung itu memang sama-sama kenyal. Tapi, rasa makanan yang menggunakan bahan utama kedua tepung itu berbeda. Ada khas sagu, yang tentu saja berbeda dengan rasa singkong.
Si penjual tersenyum kecut mendengar gumaman saya itu. Ia menjelaskan kalau selama ini ibu-ibu yang punya usaha kue dan membeli bahan kue di tempatnya, pada mengatakan tepung sagu dan tapioka ya sama saja.
Saat itu, ada beberapa ibu-ibu yang juga sedang membeli bahan-bahan kue. Semuanya menatap ke arah saya. Tatapan mereka itu kalau diterjemahkan, “baru belajar bikin kue ya, bu? Itu tepung sagu untuk kue aja ga tahu” π .
Dan herannya, bukan hanya satu toko bahan kue itu saja yang beranggapan bahwa tepung sagu dan tapioka itu sama.
Hampir semua toko bahan kue di sekitar tempat tinggal yang saya datangi untuk mencari tepung sagu, nyodorinnya tepung tapioka π₯ .
Tepung Sagu dan Tepung Tapioka Itu Berbeda!
Pohon sagu saat ini mungkin sudah susah ditemukan. Di kampung saya dulu sempat ada, sekarang juga sudah tidak terlihat.
Saya lahir dan besar di salah satu kampung di daerah Sumatera Barat. Ketika kecil, saya lumayan akrab dengan pohon sagu dan tentu juga pohon singkong. Kedua tanaman ini dulu ada di pinggir sungai, di pinggir sawah, yang lokasinya tidak jauh dari sekolah SD.
Bahkan, salah satu kudapan tradisional Minang yang berbahan dasar tepung sagu, “Lompong Sagu” dipopulerkan dalam lagu oleh penyanyi Elly Kasim.
Sewaktu kecil, saya juga pernah menyaksikan dan menolong orang-orang tua memproses pohon-pohon tersebut untuk diambil patinya dan dikeringkan menjadi tepung.
Bahkan, dulu pada suka makan mentah bagian tengah pohon sagu yang baru ditebang, ataupun umbi pohon singkong yang baru dicabut dan sudah dibersihkan.
Bagaimana bisa kedua tepungnya dianggap sama. Ini bedanya:
1. Bearasal dari saripati tanaman yang berbeda
Tepung sagu itu berasal dari saripati batang pohon sagu. Pohon Sagu itu mirip pohon palem. Kalau di daerah asal saya dikenal juga dengan sebutan pohon Rumbia.
Biasanya yang diambil untuk dijadikan tepung itu bagian tengah pohon, bagian yang agak lunak. Bagian tengah itu kemudian dihaluskan, dicampur air, terus diendapkan. Endapan saripatinya kemudian dikeringkan, jadilah tepung sagu.
Sedangkan bagian pohon sagu yang agak keras biasanya dicacah, kemudian dicampur dengan dedak dan air, dijadikan pakan ternak.
Tepung Tapioka nama lainnya adalah tepung kanji atau tepung aci. Tepung ini berasal dari saripati umbi ketela pohon, atau singkong (Minang: Parancih), atau ubi kayu.
2. Beda Penampakan
Jika diperhatikan secara teliti, tepung sagu memiliki warna putih susu, agak krem, kalau diraba dengan tangan teksturnya terasa agak kesat.
Sementara tepung tapioka berwarna putih bersih dan teksturnya terasa licin di tangan.
Bahan dasar beda, kok dianggap sama?
Mungkini ini disebabkan oleh kesamaan kedua tepung ini dalam fungsinya pada olahan makanan yang memberikan efek kenyal pada olahan basah dan renyah pada olahan makanan kering.
Resep Kue Bernama Sagu Keju, Tapi Bahan Utamanya Tepung Tapioka
Setelah mencari tepung sagu hingga beberapa toko bahan kue dan beberapa mini market, akhirnya saya menyerah.
Saya pun nekat hanya menggunakan tepung tapioka saja. Alhamdulillah, hasilnya tetap tidak mengecewakan lidah β€ .
Baca juga: [Resep Kuliner] Bola-Bola Ubi Kuning Isi Gula Merah, Enak dan Mudah Membuatnya.
Bahan Adonan Kue Kering Sagu Keju
- Tepung Sagu ,400 gr, berat setelah disangrai. (Saya gunakan tepung Tapioka juga).
- Tepung Tapioka, 180 gr, berat setelah disangrai.
- Margarin, 200 gr.
- Butter, 100 gr.
- Gula halus, 265 gr.
- Kuning telur, 3 butir.
- Vanila, 1/2 sdt (1 bungkus kecil/2 gr).
- Susu bubuk, 15 gr.
- Garam, 1/2 sdt.
- Santan kental, 130 gr.
- Parutan keju, 175 gr (oven setengah matang, warna jadi lebih agak pekat). Setelah dingin, remas agar agak remuk.
Bahan Toping
Parutan keju, secukupnya
Bahan Tambahan: Daun pandan, 2 lembar, potong sedang.
Cara Mengolah/Membuat
‘* Sangrai tepung Tapioka dengan 2 lembar daun pandan yang sudah dipotong dengan menggunakan api kecil hingga terasa ringan. Akan terasa perbedaan beratnya oleh tangan saat mengaduk tepung ketika disangrai. Sisihkan hingga benar-benar dingin.
‘* Campur margarin, butter dan gula halus hingga tercampur rata saja. Saya hanya menggunakan pengocok manual tanpa mixer listrik.
‘* Masukkan kuning telur satu per satu, kocok hingga tercampur rata saja. Angkat dan bersihkan pengocok manual.
‘* Masukkan vanila, garam, dan susu bubuk. Aduk menggunakan spatula hingga tercampur.
‘* Massukkan tepung, santan, dan keju parut yang sudah dipanggang setengah matang serta diremuk. Campur dengan menggunakan tangan.
‘* Masukkan adonan secukupnya ke dalam piping bag yang ujungnya sudah ada Spuit-nya. Semprotkan di loyang sesuai bentuk yang diinginkan.
‘* Panggang dengan oven tangkring yang sudah dipanaskan sebelumnya (Kalau diukur, suhu sekitar 160 drajat celcius), selama 20-30 menit atau hingga matang, warna kekuningan. Penutup oven bagian atas atur pada posisi terbuka.
‘* Angkat dari loyang jika sudah agak dingin.
‘* Masukkan pada wadah tertutup rapat jika kue sagu keju sudah dingin.
Note:
Kue sagu keju berbahan dasar tepung tapioka ini rasanya jauh lebih gurih, renyah, lumer, dan sedap di lidah saat baru matang. Itu jika dibandingkan kalau sudah tersimpan dan kena angin.
Keluarga saya karena penggemar kue ini, satu resep ini separohnya sudah langsung habis saat kue belum selesai dipanggang π³ . Sehingga, ga bakal ada yang tersimpan lama.
Saya pernah kedatangan tamu ketika baru selesai mengeluarkan loyang terakhir dari panggangan. Saat disuguhkan pada tamu yang datang, mereka berkomentar kue sagu kejunya enak. Kue yang disuguhkan habis saat ngobrol sebentar itu. Saya tentu saja sangat bahagia.
Pernah juga kue ini saya bawa saat kumpul bareng teman yang jago bikin kue. Komentarnya, “enak. Apalagi ini hasil kue pemula”. Teman yang lain malah berkomentar sudah bisa nerima pesanan kue lebaran π³ .
Tapi, hingga kini saya masih penasaran rasa kue keju dengan resep ini jika menggunakan campuran tepung sagu. Pasti sangat sedap.
Kapan-kapan kalau ke kota (padahal, tinggalnya di daerah penyangga Jakarta ), saya akan cari tepung sagu hingga ketemu π .
Baca ini perut saya bunyi, “krucuk krucuk…” π
SukaSuka
Itu tandanya perutnya lagi keroncongan. Jangan lupa sarapan π
SukaSuka
Jadi pengin kaka sama kue nya
SukaSuka
Silahkan minta dipraktekkan sama sahabatnya π
SukaSuka
wah enak banget ini..
apalagi untuk sajian hari raya..
izin save resep nya yaa.. π
SukaSuka
Sangat dipersilahkan.
Siapa tau ntar yg disuguhin juga pada suka π
SukaSuka
[…] Simak juga: Cara Membuat Kue Sagu Keju Renyah. […]
SukaSuka
[…] tetapi, setelah saya mengenal kue kering lainnya, seperti nastar, kastengel, sagu keju, lidah saya sempat enggan mencicipi kue semprit ini. Efeknya, saya lupa mulu meminta salinan resep […]
SukaSuka
[…] satu ini juga termasuk salah satu kue kering yang identik disajikan ketika lebaran tiba, selain kue sagu keju. Kastengel sangat disukai oleh anak-anak, karena memiliki rasa yang gurih dan aroma […]
SukaSuka
[…] salju berbentuk bola-bola, katanya oke juga. Nak bujang bilang kalau rasanya agak mirip dengan kue sagu keju yang pernah saya buat juga, dia […]
SukaSuka