Lidah Terpesona Rasa Kudapan (Makanan) Tradisional Madumongso


Kudapan Tradisional Madumongso
Kemasan cantik? Madumongso.

Lidah saya sukses terpesona pertama kali ketika mencicipi makanan yang bernama madumongso. Kudapan tradisional ini secara tampilan, bentuknya mirip dodol, coklat kehitaman. Tapi secara rasa, menurut saya lebih agak mirip wajik Bandung yang tanpa campuran parutan kelapa, dengan tekstur lebih lembek. Juga terasa lebih segar di lidah, campuran antara rasa manis dan asam. Aromanya sama-sama wangi.

Oleh-Oleh Lebaran, Madumongso Ketan Hitam Khas Jawa Timur Yang Dikira Biasa Aja

Beberapa hari yang lalu, saya melihat beberapa makanan khas daerah tergeletak di atas meja. Salah satunya, sekotak yang mirip dodol, dibungkus plastik bening bermotif kecil-kecil biru, dan diikat kawat makanan warna-warni (ungu dan silver).

Saya pikir itu dodol rasa buah, buatan rumahan yang dikemas cantik.

Teman hidup memberitahu saya, kalau yang di atas meja itu adalah oleh-oleh dari salah seorang tetangga yang baru mudik dari salah satu daerah di Jawa Timur.

Alhamdulillah. Semoga yang mengirimkan makin dilancarkan rejekinya, dan yang menerima mendapatkan berkah. Aamiin.

Saya belum mencicipinya.

Madumongso Khas Jawa Timur
Penampakan madumongso yang dikira “dodol”.

Setelah dua hari, saya berniat mencoba makanan yang dikira dodol itu. Tanpa ekspektasi rasa apapun dalam pikiran, kecuali rasa dodol pada umumnya.

Tiba-tiba, lidah saya berhenti mengunyah.
Saya terpana? Merasa-rasa.

“Camilan apa ini? Kok bukan rasa dodol? Kok diujungnya terasa ada tape dan nanas, juga manis. Wajik Bandung juga bukan, karena ga ada terasa kelapa parutnya. Hmm,,, sepertinya saya belum pernah mencicipi makanan ini. Apa dodol rasa baru?”

Saya mencomot sebuah lagi, memasukkan lagi ke mulut.
Saya pun bergegas mencari teman hidup untuk bertanya. 

Hish,, saya yang penasaran, bersamaan dia mau pamitan, dan sedang terburu-buru keluar rumah karena ada keperluan.

Sebelum dia jalan, saya sempat bertanya tentang jenis oleh-oleh yang mirip dodol itu, kok ada rasa tape dan sedikit butiran ketan hitamnya.

Teman hidup nyahut sambil jalan, menyebutkan nama “Madumongso”, khas Jawa Timur.

Untuk tahu lebih banyak, saya malah disuruh browsing aja 😛 .

Bentuk Makanan Madumongso
Madumongso, kalau dilihat, tanpa dirasa, mirip dodol.

Madumongso, Penganan/Kudapan/Camilan Khas Daerah

Untuk menuntaskan rasa penasaran, saya pun duduk. Dan mulai khusuk mencari informasi tentang penganan tradisional, yang membuat lidah saya merasa tak cukup satu bungkus mencicipinya.

Hmmm,,, pantesan ada rasa tapai, dan asam manis segar gitu rasa kudapan ini.

Ternyata, menurut Wikipedia, Madumongso merupakan makanan dengan bahan utama ketan hitam, yang terlebih dulu melalui proses fermentasi hingga menjadi tapai/tape. Selanjutnya, baru diolah lagi dengan dicampur gula, santan, serta parutan beberapa buah nanas, hingga tampilannya seperti dodol..

Dulu, kudapan ini finishing-nya dibungkus kertas minyak warna-warni hingga terlihat meriah.

Madumongso Jawa Timur dan Jawa Tengah dibedakan oleh bahan beras ketan yang digunakan.

Khas Jawa Timur terbuat dari ketan hitam dan dicampur parutan nanas.

Sedangkan khas Jawa Tengah terbuat dari ketan putih tanpa campuran nanas. Sehingga lebih dominan rasa manisnya.

Madumongso Ketan Hitam Enak
Madumongso ketan hitam.

Sejarah Nama Madumongso

Pencarian saya di internet juga sampai pada sejarah kudapan ini. Ditulis di Kompasiana oleh bapak Sukamto Suparno, seorang dosen di Universitas Widyagama Malang.

Madu mongso itu ternyata berasal dari kata “madu” dan “mongso”.

Kata “madu” merujuk pada cairan manis dari tumbuhan yang dihisap lebah. Sedangkan “mongso” berasal dari kata “dimongso” yang berarti dimakan.

Mongso juga bisa berasal dari kata “rumongso” yang berarti merasa atau dikira.

Bisa juga kata madu mongso ini dimaksudkan makanan yang dirasa mirip manisnya madu, yaitu manis agak keasaman.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa madu mongso adalah makanan yang rasanya mirip madu yang siap makan.

Menurut penelusuran beliau, madumongso diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno, sejak jaman pemerintahan Raden Wijaya.

Madumongso satu keluarga dengan jenang/dodol. Keduanya termasuk makanan khusus orang-orang kerajaan. Karena pada masa itu hanya bisa dinikmati oleh raja, keluarganya, dan pejabat kerajaan. Peganan ini juga jadi suguhan pada ritual-ritual yang digelar kerajaan.

Mungkin makanan ini termasuk istimewa di zamannya karena pada masa itu tanaman ketan termasuk tanaman langka dan sulit didapat. *lha iya, beras aja pada zaman dulu susah didapat, apalagi beras ketan?*

Makanan madumongso ternyata sudah ada sangat lama di negeri ini, dan saya baru mencobanya pada Juni 2019 😥 .

Kesimpulan

Bagi saya, yang lidahnya langsung jatuh cinta terhadap rasa kudapan ini sewaktu pertama kali mencicipinya, makanan tradisional satu ini tetap termasuk salah satu penganan istimewa.
Semoga keberadaan dan cita rasanya tetap terus terjaga. Sehingga menjadi camilan atau oleh-oleh pada hari raya yang selalu dinanti.

Temans punya informasi tambahan tentang makanan madumongso khas Jawa Timur ini? Atau, lidahnya pernah juga terpesona saat pertama kali mencobanya? 😳 .

8 comments

  1. Sebagai penyuka madumangsa langsung celuguk. Rasa khas tape ketan hitam. Duluuu sekali pembungkusnya kertas minyak, kini cantik dengan pastik berpita. Salam hangat yo Uni.

    Disukai oleh 1 orang

    • Ternyata, setelah mencicipinya, saya lebih suka madumangsa dibandingkan dodol yang kemanisan di lidah, bu 🙂 .*mungkin krn pengaruh penyuka tape juga*.

      Ragam kudapan tradisional Indonesia sangat2 banyak ternyata.

      Disukai oleh 1 orang

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.