Februari Basah & Curhatan Emak-Emak


Hari pertama di bulan Februari, di tempatku diawali dengan hujan. Bukan gerimis, tapi hujan yang sangat deras dan disertai angin tanpa petir. Hingga saat ini, Februari masih basah dan sepertinya itu membuat malas untuk pergi kemana-mana. Bawaan jadi nambah, minimal jas hujan atau payung. Bahkan, hujan bisa dijadikan alasan untuk membatalkan janji :mrgreen: . Mudah-mudahan nanti diatur di lain waktu.

Bumi sepertinya selalu bersuka cita menyambut perubahan cuaca, mau hujan, panas, gak masalah. Makhluk hidup yang menghuninya, selain manusia, juga selalu menerima hujan dengan ikhlas. Tak ada protes.

februari-basah-dan-curahatan-emak-emak

Hanya manusia, lebih tepatnya “aku” yang kebanyakan mengeluah tentang hujan *tenang, yang baca gak dibawa-bawa kok*.

Dulu, aku juga begitu akrab dengan hujan dan air. Bahkan mandi hujan itu nikmatnya sungguh luar biasa. Ada semacam kebebasan jiwa yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata *halah*. Tapi, karena satu dan lain hal, saat ini aku hanyalah salah seorang penikmat hujan dari balik jendela.

Apakah aku akan mencair jika terkena hujan? Tidak.
Berbasa-basah dalam hujan sih ga apa-apa, tapi setelahnya, badan serasa menggigil gak jelas *yaiyalah, malu sama umur, Mak*.

Etapi, kalau emak-emak lain, sepertinya juga pada sering mengeluh jika hujan sudah turun tanpa jeda. Ngeluhnya juga sampai curhat di media sosial. Benarkan? 😳 .

Baca juga tulisan Catatan Hati Pagi ini : ‘Kelebihan’ Emak-Emak.

Hish, jangan pada mencibir gak percaya gitu. Yuks, mari kita rangkum dari keluhan kebanyakan emak-emak tentang hujan :

Curhat Jemuran Ga Kering-Kering

Walau menggunakan mesin cuci, tapi yang gak bisa langsung kering, sudah dapat dipastikan cucian itu masih lembab. Mana gak ada ruang untuk mengangin-anginkannya. Jemuran bakal menggunung *bukan hanya cucian*. Dekat kulkas, dekat kipas angin, di bawah AC, semua penuh jemuran. Puyeng-puyeng deh pala para emak 😆 .

Bawaan Laper Mulu, Alamat Timbangan Bakal Merangkak Naik

Kalau udah musim penghujan, selain suka beser / kencing, bawaannya perut juga laper mulu. Emak-emak sih pamer makanan atau camilan yang dimasaknya di medsos, tapi tentunya dengan tambahan curhatan dan komentar emak lain, “jangan lupa, timbangan, timbangan mana!” :mrgreen: .

Perut Kenyang, Mata Ngantuk. Emak bakal Siaga Ngitung Kalender Deh

Pada paham lah maksud yang ini ya. Udara dingin-dingin itu juga meningkatkan kebutuhan akan selimut hidup. Kalau sudah syah, itu mah bagian dari ibadah ye. Kalau belum siap ketambahan anggota baru, kalender jadi rajin ditengok dan dioret-oret lah. Yang belum ada pasangan resmi, tebalin selimut aja.

Bolak-Balik bersih-bersih

Jika biasanya bersih-bersih lantai cukup dilakukan sekali sehari. Musim penghujan yang disertai angin, alamat emak-emak bakal bolak balik membersihkan lantai yang basah. Bocah umumnya pada senang bermain air, mereka selalu menyambut hujan yang deras tanpa petir itu dengan riang.

Main hujannya sih udah kelar, udah mandi dan ganti pakaian juga, tapi, sepertinya keluar masuk rumah itu sesuatu yang mengasyikkan, yang ngelihat got lah, yang main perahu-perahuan lah. Ada aja alasan para bocah. Tinggal emak yang harus kerja bakti.

Serumah, Meriangnya Kayak Lari Estafet

Ini biasanya kalau musim hujan sudah berjalan lumayan lama. Daya tahan tubuh anggota keluarga mulai menurun. Kadang, para emak, biasanya dapat jatah kurang sehat paling akhir ya. Soalnya, pahlawan dasteran ini kalau hanya pilek dikit, itu mah dianggap biasa. Minum wedang jahe dianggap beres.

***

Hush, Mak, wajahnya jangan manyun begitu dong, bacanya nyantai aja. Ini tentang emak-emak di sekitaran aku. Emak-emak di tempat lain kurang tau. Jadi, jangan terlalu serius. Anggap aja ini catatan emak-emak yang sedang iseng, nulis dalam suasana hujan. Inginnya sih nulis yang agak-agak romantis, tapi apa daya, sedang gak lagi kasmaran 😆 .

Ada tambahan lain tentang curhatan emak-emak di musim penghujan gak ya? Kalau emak-emak kan suka gak ngeh kalau bikin status atau tulisan setengah curhat *kayak tulisan ini* Tinggal bapak-bapak, mas-mas dan om-om yang mual membacanya 😆 .

Hal remeh temeh, tapi kadang menjadi sebuah kebiasaan.

Ahh sudahlah. Selamat menikmati hawa dingin dan sejuk. Kalau di kota-kota besar yang biasanya akrab dengan polusi, hujan menyebabkan udara terasa lebih segar kan. Mari mencintai musim penghujan seperti mencintai musim lainnya ❤ .

23 comments

  1. Hahaha….
    Mak jemuran Mak… Wkwkwk..
    Entah kenapa yang biasanya wanita lebih mudah sakit, justru kalau udah berubah pake daster, kekebalan tubuhnya meningkat 180°

    Disukai oleh 1 orang

  2. Musim hujan, kantor malah jadi dingin banget. Mana pakai pendingin sentral pula, tangan jadi superdingin. Di kantor pun jadi cepat ngantuk dan agak kurang semangat, haha. Bawaannya mau tidur terus. Eh tapi kalau dingin-dingin memang keinginan tidur itu lebih-lebih lagi sih ya, haha. Jadi sayang banget sama selimut kalau situasinya sudah kayak begini, hehe…

    Disukai oleh 1 orang

  3. Haha..sama yak keluhannya. Cuma kadang anak-anak dan suami kalau aku udah misuh2, suka ngingetin baca doa ketika turun hujan. Wkwkwk. Makjleb, bahwa dalam hujan itu ada manfaat.

    Disukai oleh 1 orang

    • Benar Kang. Ditempat saya hanya sebentar aja hujan berhenti.
      Bagi saya udara jadi lumayan dingin, tapi bagi anggota yg lain, malah pada bilang adem.
      Hitung kalender bagian dari naluri itu Kang 😀

      Suka

  4. Aku senang hujan wkwkwk.. Kadang sengaja nga bawa payung biar mandi hujan, trus nyampe rumah mandi, keramas dan berselimut sambil nonton dan minum cokelat hangat. Sudah kayak di film2 kartun aja dech.

    Suka

    • Dulu aku juga seperti itu Adelina.
      Tapi semenjak pernah menggigil krn tidur dalam kantong plastik dalam cuaca hujan dan perut kelaparan saat latihan sebuah kegiatan, kayaknya bdan merasa ga nyaman aja. Lebih tepatnya pengaruh pikiran sebenarnya *setengah trauma*.

      Disukai oleh 1 orang

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.