Sunat Anak Laki-laki, Tahapan Penting Hidup Seorang Lelaki


Sunat merupakan salah satu tahapan penting hidup seorang lelaki muslim. Di daerah tertentu, sunatnya seorang anak lelaki akan dirayakan dengan besar-besaran, tak kalah dengan pesta sebuah pernikahan. Pengantin sunat diarak dengan tandu keliling kampung.

Tapi kalau di daerah asal saya, sunat untuk anak laki-laki direspon biasa saja, karena memang dianggap itu salah satu kewajiban yang harus dilakukan, dilalui, baik oleh si anak, apalagi oleh kedua orangtuanya.

sunat-tahapan-penting-hidup-seorang-lelaki-muslim
Namanya anak-anak, berbagai ekspresi saat sunat yang ditunjukkan, itu wajar.

Minggu, 16 Oktober 2016 lalu, ibu-ibu majelis taklim di komplek perumahan mengadakan sunatan massal untuk warga. Acara ini merupakan salah satu acara puncak Muharam, yang rangkaian acaranya sudah berlangsung dari malam pergantian tahun 1438H beberapa waktu lalu.

Catatan pergantian tahun dapat dibaca pada tulisan berikut: Kegiatan pergantian tahun hijriyah seorang hamba.

Kapan Waktu Sunat Yang Tepat untuk Anak Laki?

Sebelumnya, saya sempat berpikir bahwa sunat untuk anak lelaki muslim, sebaiknya dilakukan sebelum usia akhil baliq, pengecualian bagi seorang mualaf.

Ternyata, pemikiran itu agak keliru!

Menurut ibu ustadzah Siti Khotidjah yang memberikan tauziah di salah satu rumah yang anaknya disunat, dijelaskan bahwa waktu yang tepat bagi seorang anak laki-laki untuk disunat, kalau bukan saat masih bayi, maka ketika si anak sudah meminta pada orangtuanya. Tapi tak ada batasan waktu seorang anak lelaki harus disunat, tergantung kesiapan mental si anak.

sunat-anak-lelaki-dan-persiapan-mentalnya
Terlihat tenang, tapi rasa takut itu tetap ada.

Persiapan Sebelum Anak Disunat

Saat anak minta disunat, biasanya terpancing oleh teman-temannya yang sudah pada disunat duluan. Eforia itu semacam unjuk keberanian bagi seorang anak. Anak yang belum disunat kadang dibilang kurang berani. Ada juga yang bilang bahwa kalau belum sunat tidak boleh jadi imam sholat *nakanak bisa aja menyemangatinya* 😆 .

Maka anak-anak yang merasa tertantang, akan berlomba-lomba minta disunat juga pada orangtuanya. Walaupun begitu, anak-anak harus dipersiapkan sebelum disunat. Berikut beberapa persiapan yang harus dilakukan orangtua, di antaranya:

  • Persiapkan mental si anak dan juga orangtua

Berdasarkan pengalaman saya saat junior minta disunat, sekitar hampir 4,5 tahun lalu, saya mempersiapkan mentalnya sebelum dan sesudah sunat, caranya tentu dengan memberikan gambaran umum tentang proses sunat padanya.

Saya sangat senang tak terkira saat dia minta disunat setelah ujian semester akhir kelas 2. Karena sebelumnya saya sempat kebingungan, membayangkan Junior akan menjalani proses sunat ini. Betapa gak galau, lha luka sedikit aja, ceracaunya saat nangis sangat luar biasa, bikin saya sebagai emaknya mbingung.

Nangisnya sih gak seberapa, tapi omongan (baca: ratapan) kalau nanti dia akan gimana-gimana akibat lukanya, itu yang membuat saya sebagai emaknya keder menjelaskan ini itu.

Makanya, begitu minta sunat, dengan suka cita saya memberi penjelasan padanya, karena menurut informasi yang dia dapat dari temannya, tempat pipisnya itu akan dipotong *anak-anak info antar mereka sungguh perlu dibenarkan dengan baik 😛 .

Saya pu menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami, nanti, tempat keluar pipisnya itu akan dibuka kulitnya oleh dokter, biar ga ada kotoran yang tersumbat di situ.

Sebelum proses membuka kulit pada bagian ujung tempat pipisnya, dia akan disuntik dulu, untuk mematikan rasa sakit sementara pada tempat pipisnya itu. Proses suntik agak sakit dikit. Tapi lebih sakit saat jatuh dari sepeda dan kaki ada yang terluka.

Setelah rasa sakitnya hilang, dokter akan menggunting sedikit kulit ujungnya dan kemudian membukanya. Selanjutnya, kulit yang sudah dibuka ada yang dijahit, dan ada juga yang dipakaikan klamp.

Junior akhirnya mendapatkan sedikit gambaran tentang proses sunat dan sedikit rasa sakit yang bakal dirasakan, tapi karena jauh lebih sakit ketika jatuh dari sepeda, maka sakitnya sunat pasti biasa aja. Dia pun bersemangat.

  • Memilih metode sunat yang sesuai

Saat menyunat Junior, mengingat pengalaman ketika dia pernah mengalami luka, saya memilih menyunat junior dengan metode klamp, biayanya waktu itu lumayan mahal, tapi kami orangtuanya berpikir bahwa metode sunat klamp yang paling cocok untuk kondisi Junior. Ketika dijelaskan metode sunat yang akan dilakukan, anaknya juga setuju.

Metode klamp dipilih dengan alasan, anak akan tetap bisa beraktivitas setelah sunat tanpa terganggu oleh bekas lukanya, karena bisa langsung menggunakan celana setelah sunat, serta mandi dan kegiatan lainnya gak bermasalah..

sunat-anak-lelaki
Pendampingan orangtua sangat diperlukan
  • Beri Hadiah & Rasa Aman

Yang namanya anak-anak, akan sangat senang menerima hadiah, apalagi hadiah itu sesuatu yang sangat diinginkannya. Setelah disunat, segeralah realisasikan hadiah yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Hadiah juga sebuah media yang sangat ampuh untuk mengalihkan perhatian anak pada bekas luka sunatnya.

Kalau junior, dia juga memikirkan bagaimana nanti setelah sunat dia akan tidur. Bagaimana kalau tanpa sadar dia tidur tengkurap, dia takut nanti luka sunatnya akan berdarah. Padahal dokter sudah menjelaskan hal itu tidak akan seperti yang dia cemaskan.

Saya sebagai emaknya menjamin akan menjaga posisi tidurnya tetap aman. Emaknya ini sanggup begadang demi memastikan anaknya tidur dengan nyenyak pasca sunat.

Dia kemudian memberikan ide demi rasa aman saat tidur, ketika hendak tidur, dia minta kakinya diikat dengan elastis (biasa digunakan untuk melilit tungkai emaknya yang pegal), kemudian ujung kain elastisnya diikat ke jeruji jendela. Jadi, saat dia berniat mengubah posisi, kakinya akan nyangkut, dia akan ingat kalau lagi disunat, ngubah posisinya akan hati-hati, atau dia akan membangunkan emaknya yang siapa tahu nanti tertidur 😛 . Baiklah.

Junior pun berhasil melewati masa sunatnya dengan damai, tanpa drama.

***

sunat-anak-lelaki-penting
Emak yang melihat dari balik jendela aja meringis, gimana anak-anak yang sunat 😳

Acara Sunat Massal Gratis Kegiatan Muharam

Pada kegiatan sunat massal kegiatan Muharam kemarin itu diperuntukkan gratis untuk beberapa anak dengan quota tertentu untuk setiap RT. Metode sunat yang digunakan adalah sunat laser. Sunat laser tak tak ada darah dan waktu sunat satu orang anak juga sangat singkat, sekitar 10-15 menit.

Tapi, tetap saja ada berbagai drama yang diperlihatkan seorang anak yang katanya sudah siap untuk disunat 😳

Ada yang sudah kelas 6 SD, tapi saat proses sunat juga meraung dan teriak-teriak. Tak jauh beda dengan anak TK. Bahkan belum disuntik aja, air mata sudah meleleh di sudut matanya. Kita yang melihat dan mendengar jadi ikut meringis. Ngilu.

Tapi, ada juga anak yang sangat tenang, baik saat masuk ruangan sunat, menjalani proses sunat, bahkan setelah selesai sunat. Ekspresi yang ditunjukkan tetap tenang, tak ada riak apapun di wajahnya saat ditanya. Susah menggali apa yang sebenarnya dia rasakan. Mungkin tipe anak yang memendam semuanya sendiri. Duh. Nak, kamu boleh kok menunjukkan ekspresi yang kamu rasakan.

Ada juga anak yang saat masuk ruang sunat menunjukkan wajah sumringah. Saat disuntik, dia agak keder. Kehadiran sang ayah di sampingnya membuat dia kembali kuat. Begitu selesai, ia pun menunjukkan senyum bahagia pada orang-orang yang menanyainya. Ia sudah berhasil melewati proses penting dalam hidupnya sebagai anak lelaki dengan sewajarnya anak-anak seusianya, dengan pendampingan orangtua, khususnya sosok ayah.

Ada juga anak yang sudah siap sebelumnya, hingga ada seremoni pemberian hadiah sebelum sunat. Begitu sudah ada di tempat sunat, tapi belum kebagian, dia mulai menangis dan bilang tidak mau disunat. Orangtua, tetangga, semua yang iba melihat raut wajah sedihnya, menghibur dan menguatkannya.

Si anak tetap keukeuh dengan keputusannya, ga mau disunat. Malah dia menyalahkan ibunya dan tak mau dekat-dekat si ibu.

Kemudian, sang ayah mengajak anak tersebut jalan berdua. Menjauhkan si anak dari keriuhan orang-orang yang menyuruhnya untuk ikutan sunat. Akhirnya, setelah berbicara dari hati ke hati antara dua lelaki, anak tersebut pun bersedia disunat.

Kadang, ada kalanya ibu yang dominan pengaruhnya pada seorang anak saat mengambil keputusan. Tapi, ada kalanya anak lebih mempertimbangkan argumen si ayah saat memutuskan sesuatu.

Mungkin kelak si anak akan selalu ingat bahwa salah satu masa penting dalam hidupnya, ia selalu didampingi dengan sabar oleh ayahnya.

sunat-anak-lelaki-dengan-laser

Sedikit catatan, sunat pertama kali diperintahkan Allah pada Nabi Ibrahim AS. Beliau melakukan khitan saat berusia 40th. Kemudian perintah ini dilanjutkan pada nabi Muhammad SAW yang mengalami peristiwa khitan dan pembersihan saat usinya belum genap 2 tahun, ketika masih dalam pengasuhan Halimahtus Sa’diyah.

Sunat bertujuan untuk melatih rasa keberanian seorang anak, karena seorang anak lelaki merupakan calon pemimpin bagi keluarganya kelak. Sunat juga untuk membersihkan kotoran yang menyumbat kemaluan anak lelaki. Ada anak yang merasakan sakit saat kencing, sunat merupakan salah satu cara mengatasi keluhan tersebut.

Teman, punya cerita sunat yang mengharu biru kah?

***

Karena perpindahan antara satu anak ke anak berikutnya lumayan cepat proses sunatnya. Saya yang agak ngeri-ngeri gimana mendengar anak yang menangis, jadi lupa ngambil foto. Untung panitia dokumentasi acara ini nge-share. Terima kasih foto-fotonya Mr.Purnomo, saya menggunakan beberapa fotonya dengan sedikit diedit ya. BarakAllah 🙂 .

36 comments

    • Rin, aku juga baru ngeh kemaren itu. Padahal beberapa tahun sebelumnya sempat mendampingi anak sunat. Kemaren krn jadi pengamat, jadi ngilu sendiri. Begitu ada yg nangis sambil meratap, ga kuat sampai usai ngelihatnya.

      Suka

  1. di sunat itu yang paling penting psikis nya sih… masalah nya kalau ngedenger anak lain nangis keras kadang jd parno sendiri hahahaha.. berdasarkan pengalaman pribadi 😄

    Disukai oleh 1 orang

  2. Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Ysalma…

    Saya hanya punya satu pengalaman bersunat untuk satu-satunya putra saya. Alhamdulillah, Akram sendiri meminta untuk disunatkan pada usia 12 tahun. Ternyata mudah apabila anak dengan rela hati mahu bersunat dari kita memaksanya. Kini umur Akram sudah 14 tahun dan tingginya mencapai 163 cm. Saya jadi senang sekarang kerana rasa nyeri mengenangkan anak bersunat sudah hilang… hehehe.

    Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂

    Disukai oleh 1 orang

    • Waalaikummussalam bunda Fatimah, pengalaman pertama saya melihat anak sunat 4,5 tahun lalu. Semua lancar. Kemaren ini ada acara sunat massal, saya penasaran ingin melihatnya. Hmm, tetap aja agak2 ngeri2 gimana melihatnya, walau bukan anak sendiri yang disunat.

      Suka

  3. Bila anak sudah minta, tentunya ia sudah siap secara mental. Anak akan minta bila teman-teman sebaya sudah mulai ada yang sunat, apalagi tinggal dia dan beberapa saja yang belum. Mau tidak mau biasanya ia akan membangun mentalnya sendiri utnuk berani disunat.

    Disukai oleh 1 orang

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.