Kegiatan Belajar Manasik Haji di Sekolah


Kegiatan Belajar Manasik Haji di Sekolah, pertama kali diikuti oleh Junior saat ia menjadi anak TK. Saat itu, pakaian yang dipergunakan untuk latihan kegiatan ini benar-benar mirip pakaian ihram. Pakaiannya disewakan oleh pihak sekolah, orangtua tinggal menyiapkan dana untuk bayarannya.

Lokasi kegiatan latihan pengenalan manasik haji waktu itu juga di lokasi resmi tempat pelatihan manasik haji bagi jamaah yang akan berangkat haji yang dimiliki oleh pemerintah Kotamadya tempat tinggal.

Ketika masuk SD pada yayasan sekolah yang sama, kegiatan ini sudah tak diperuntukkan lagi untuk anak SD. Anak SD lebih difokuskan belajar menabung untuk hewan qurban, yang juga bisa dilakukan oleh mereka yang tidak pergi melaksanakan ibadah haji.

Pengertian belajar kegiatan manasik haji pada tulisan ini adalah anak-anak belajar tata cara pelaksanaan ibadah haji. Pembelajaran kegiatannya walaupun hanya satu hari, tapi semua urutannya sama dengan latihan yang diperuntukkan untuk mereka yang mau berangkat haji atau umroh.

Nah, begitu pindah sekolah di tempat tinggal yang baru, saat kelas 3 SD. Ternyata  semua murid di sekolah yang baru ini mengikuti kegiatan belajar manasik haji ini setiap tahunnya. Bedanya, kegiatan ini hanya dilakukan di sekolah saja.

Persiapan yang dilakukan anak untuk mengikuti kegiatan manasik haji di sekolah ini adalah :

  • Pada hari H anak-anak hanya diminta untuk berpakaian putih-putih, tidak harus menggunakan yang mirip pakaian ihram. Tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober.
  • Setiap anak harus membawa material untuk melempar jumroh. ‘Batu’ untuk lempar jumroh ini terbuat dari kertas yang digulung kecil, kemudian ditutup dengan selotip. Kalau memakai kerikil yang asli, takutnya mengenai anak lain yang berada di depan.

Semalam, Junior asyik membuat batu jumroh yang mau dibawa dalam kegiatan ini. Ia menggunting-gunting kertas koran bekas, menggulung kecil-kecil, kemudian membungkusnya dengan selotip. Baru dapat 5 buah, dia sudah terbuai rasa kantuk yang datang mendera. Akhirnya, kegiatan ini ia lanjutkan sepulang sekolah esok harinya. ‘Batu’ untuk lempar jumrohnya sebanyak 21, akhirnya selesai juga. Alhamdulillah 🙂 .

Cara kedua untuk membuat batu kertas yang digunakan untuk lempar jumroh manasik haji anak, adalah dengan memanfaatkan kertas bekas juga. Bisa menggunakan kertas koran bekas, buku, kertas promo-promo pasar swalayan, kertas buku tidak terpakai, dll. Dibuatnya sebelum hari-H yaa.

Caranya, kertas disobek sesuai kebutuhan, kemudian dibasahi dengan sedikit air, dibulat-bulatkan hingga menyatu. Diamkan bulatan tersebut hingga kering. Batu kertasnya jadi. Cara seperti ini tidak perlu lagi menggunakan selotip. Agak repot dikit, tapi lebih irit 🙂 .

persiapan melempar jumroh
Material lempar jumroh dari kertas 🙂

Dari kecil anak-anak tersebut sudah belajar manasik haji. Diharapkan bisa memahami pesan yang terkandung dibalik rangkaian kegiatan ibadah tersebut. Dan mereka bisa menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari, khususnya untuk kegiatan qurban dan berbagi.

Mudah-mudahan nanti kalau sudah punya rizki, mereka semua bisa menunaikan rukun Islam ke 5 ini. Aamiin.

6 comments

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.