Kura-Kura Kuping Merah si Pemalu


Kura-Kura Kuping Merah BerendamKura-Kura Kuping Merah si Pemalu hewan peliharaan kami ini ada dua ekor, sudah ikut kami sekitar 2 tahun terakhir ini.

Pertama kali punya peliharaan kura-kura di rumah sekitar tahun 2008. Ceritanya anak saya sangat terpesona dengan tokoh di film pertama yang ditontonnya ke bioskop saat usia 4 tahun, yaitu film Kung Fu Panda. Binatang yang bisa dipelihara anak kecil dari tokoh-tokoh film tersebut hanyalah kura-kura, peran si grand master Oogway yang sangat bijak itu.

Pulang nonton saat itu kami langsung membeli sepasang kura-kura kuping merah yang masih imut. Kalau kata si penjual namanya sih kura-kura Brazil. Tetapi setelah saya browsing untuk mencari informasi lebih, ternyata kura-kura seperti foto di atas adalah kura-kura kuping merah (red ear slider) atau dalam bahasa latin bernama trachemys scripta elegans.

Red ear slider ini jenis kura-kura pemalu, kalau didekati dia akan cepat berenang menjauh atau meluncur. Bisa hidup di air tawar dengan suhu sedang. Kami memberikan pakan pellet khusus kura-kura. Air aquariumnya dibersihkan minimal 2 hari sekali. Kadang-kadang cangkangnya juga harus disikat, biar bersih.

Menurut informasinya usia kura-kura jenis ini bisa mencapai 20 tahun. Wih, bisa menjadi teman anak hingga dewasa nih 🙂 .

Secara di sekolah (TK) dia mendengar cerita guru tentang cara menyayangi binatang, dia merasa agak takut kalau nanti kura-kuranya akan bernasib sama dengan ikan peliharaannya, mati. Secara aquariumnya hanya kecil. Maka dilepaskanlah sepasang kura-kura imut itu bersama teman-temannya di got, maksud mereka, biar tempat bermain kura-kuranya lebih lega dan masih bisa ditengok tiap hari. Begitu dilepas, kura-kuranya langsung kabur 😛 . Anak-anak itu berdiri melongo semua, setengah tak rela.

Peliharaan kura-kura hanya sampai di situ saja.

Tahun 2011 film Kung Fu Panda 2 keluar, anak saya heboh lagi dengan si grand master oogway aka kura-kura. Beli lagi sepasang yang ukuran sekepal tangan. Awal-awal dia semangat merawatnya, lama-lama yang merawat hewan peliharaan itu hanya emak sama bapaknya.

Suatu waktu setelah membersihkan airnya, hari hujan, emak lari merapikan yang lain, lupa mengangkat aquariumnya ke tempat teduh. Begitu sadar, dilihat, kura-kuranya 1 ekor sudah kabur. Hujan-hujan anak saya dibantu satpam komplek menyusuri got untuk mencari si kura-kura, tak ketemu, hiks.

Tinggal seekor kura-kura peliharaannya, anak saya bilang, “kasihan kura-kuranya ga ada teman, dia mau ngobrol sama siapa.”

Emaknya ngeles dengan menyuruh dia  yang ngobrol sama kura-kuranya.

“Aku kan ga ngerti bahasa kura-kura,” elak si junior.

“Kura-kura ngerti kok kalau disayang,” emak mengingatkan 🙂 .

Akhirnya, beli 1 ekor kura-kura lagi, buat teman yang ada, ga tau jenis kelamin apa. Soalnya saya sulit membedakannya, apa teman-teman yang ahli ilmu hewan bisa memberitahu jenis kelamin kura-kura yang kami miliki? 😀 .

Begitulah cerita kura-kura kuping merah si pemalu sampai jadi hewan peliharaan kami.

Setelah ukuran sepasang kura-kura ini hampir tiga kali ukuran pertama beli, saat di lepas di halaman. Pas hari hujan deras, saya yang di rumah, kembali lupa memasukkan si kura-kura. Sempat dengar ada suara heboh anak-anak remaja di jalan depan rumah. Tapi saya ga melongok langsung.

Begitu ingat, kura-kura belum dimasukkan, saya bergegas melihat ke depan, dua ekor kura-kuranya sudah tak ada jejaknya. Padahal, jalan kedua ekor kura-kura kuping merah itu kan pelan banget secara badannya sudah besar. Sepertinya si kura-kura sudah menemukan pemilik yang baru, hiks.

39 comments

  1. anaku pengen banget melihara kura2 mba.. tapi aku ga kasih. lha wong tiap kali beli ikan kecil2 itu, gak sampe sehari udah mati :(((

    Suka

    • Kalau ikan memang cepat mati di pelihara sama anak Da,
      Anak saya juga gitu, ikannya dipegang-pegang, dikasih makan mulu, maksudnya sih biar cepat besar, yang ada ikannya klenger.

      Suka

  2. Aku dulu juga pernah punya mbak, aku kasih nama A-res karena pas meliharanya bulan april sedangkan res itu jenis kura-kuranya 😀

    Suka

  3. Wah, awet dan telaten deh Mba Y, seinget saya belom pernah punya piaraan sendiri yang tahan lama. Ada kucingpun Ibu sama Bapak saya yang merawat. Hihihi.

    Suka

  4. ahhh kura2nya lucu..
    jadi inget olive punya kura2 kecil gituh nmany Rado (dude herlino di sinetron apa gitu) hahahaa..
    tapi dah matiiii :p

    Suka

  5. Hehe, suka karena film adek-adek yah, mbak. lucu-lucu, masa hidupnya juga lama. kalau berhasil ngerawat dan melihara sampai dewasa asik, mbak. semakin susah terpisahkan, karena mereka hidup berdampingan sejak lama.

    Suka

  6. Aku juga pelihara kura-kura, Mbak. Tapi bukan yang jenis kuping merah begitu. Dan aku juga termasuk yang gak tega kalau kura-kura tempat mainnya sempit, jadi kura-kuraku semua aku lepas di kebun belakang rumah 🙂

    Suka

  7. Kalau dilihat dari kepalanya dan dada, itu jenis kura2 Brazil, Mba.
    Saya pernah memeliharanya dua tahun. Setelah itu, diminta sama sepupu. 🙂

    Kalau ngomong sama kura2 tuh bingung, krn kepalanya pasti ngumpet. Hahaha

    Suka

  8. sama di rumah pernah piara kura2 Brazil gara2 rengekan anak2
    tapi sesudah 2 kali beli kabur melulu, akhirnya diputuskan nggak pelihara lagi

    Suka

  9. yang laki laki pada kedua kaki depannya berkuku lebih panjang daripada kuku kkaki belakang, tempurung bentuknya lebih bulat, kalo perempuan tempurung lebih lonjong dan besar, kedua kaki depan dan kaki belakang semuanya berkuku pendek..

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.