Kebiasaan (Tradisi)


Kebiasaan atau tradisi adalah sesuatu yang sudah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan sebuah kelompok masyarakat, untuk pelestariannya pada generasi berikutnya dengan cara lisan atau pembiasaan, maupun tulisan.

Menjelang Bulan suci Ramadhan, kebiasaan atau tradisi di kampung, beberapanya mulai saya rasakan lagi, apalagi dengan adanya kedua orangtua di rumah.

Saudara-saudara semakin banyak yang berkunjung ( bersilaturahim ). Yang lebih muda mengunjungi yang sudah tua, yang masih hidup berziarah kemakam mereka yang menghadap-Nya  lebih dulu.

Berhubung kedua orangtua termasuk sepuh di keluarga besarnya, beliau banyak yang mengunjungi.

Kebiasaan (tradisi) yang kental di kampung, dilaksanakan lagi :

  • Kalau ada yang berkunjung khusus ini, apalagi yang sudah lama ga bertukar kabar. Maka yang bertamu, “wajib” makan dirumah yang dikunjunginya, dan tuan rumah “menjamu” tamunya, sesuai kemampuannya. Pesan moralnya, Hormatilah tamu dan tetaplah jaga silaturahim.
  • Daerah Sumbar umumnya, orangtua (laki-laki dan perempuan) mempunyai kebiasaan shalat berjama’ah di Masjid, rata-rata setiap waktu shalat. Tetapi di tempat  tinggal saya sekarang, yang berjama’ah ke masjid itu, biasanya laki-laki. Suasana seperti ini, membuat orangtua kurang betah, euyy. Kebiasaan, yang kalau tidak dilakukan, seperti ada yang kurang. Seperti makanan aja, kalau garamnya kurang, semenarik apapun tampilannya, kurang berselera untuk melahapnya. Kampung halaman, tetap dirindukan, seindah apapun perantauan.

Dalam rangka menjalin silaturahim di dunia blog, saya mengucapkan ma’af buat teman-teman yang sudah berkunjung, tapi belum sempat di kunjungi balik, dengan alasan klasik “kesibukan di dunia nyata“.

Tetap menulis sebuah postingan baru, berbagi, dan BW adalah sebuah keharusan, bukan hanya sebuah niat 🙂 .

23 comments

  1. dhe sangat setuju dengan kalimat ini “Kampung halaman, tetap dirindukan, seindah apapun perantauan.”, dan itu memang sangat dhe rasakan.. oya satu lagi, biasanya di H-1 itu pasti orang-orang pada maaf2an (kebanyakan sih via sms), betul gk??

    Suka

  2. Sama² Kak,,memang aktivitas dunia nyata itu lebih penting Kak,,

    Oya mumpung masih bulan sya’ban yang menajdi pintu bulan ramadhan saya mohon maaf jika ada salah komentar² hehehe

    Suka

  3. Ternyata sama di dunia nyata waktu terkuras abis, terkadang 24 jam merasa tidak cukup dalam sehari.

    Ini pasti dirasakan setiap orang termasuk aku “Kampung halaman, tetap dirindukan, seindah apapun perantauan.”

    Salam

    Suka

  4. Wah saya malah sebentar lagi mau merantau mbak di kota sebrang,,,hehehehe iya mbak saya juga moho di maafkan bila selama ini ada salah kata maupun sikap kita berkunjung disini… semoga bulan ramadhan kali ini membawa berkah bagi kita semua…amin ,

    Sip deh ^^.

    Suka

  5. hidup kampungg.. hehhee
    bener bu, apapun itu, tanah kelahiran tetep akan dicintai…

    mengenai silaturahim, wajib harus dijaga dan disambung.. 😀

    Suka

  6. klo utk bertamu lalu makan, di kampung saya purworejo jateng, tidak ada keharusan. klo jamaah di masjid, anjuran utk kewajiban :D. dan mengenai BW, sebisa mungkin disempatkan 🙂

    Suka

  7. ..
    tapi setelah lama ngendon di kampung jadi kangen juga sama tanah rantau..hehe..
    manusia memang gak pernah puas.. ^^
    ..

    Suka

  8. Wahh…wajib makan ya Mak? hampir sama dengan kampung tempat nenekku (Ciamis), kalo Lebaran hrs makan di rumah saudara yg dikunjungi, ternyata di Sumbar juga begitu ya Mak ^^

    Suka

  9. […] Lompat ke isi BerandaAboutAwardBuku TamuSang Pujangga ← Kebiasaan (Tradisi) Juli 22, 2011 · 9:50 am ↓ Jump to […]

    Suka

  10. hehehe…lama ga bw ke sini nih…mhn maaf juga deh sekalian menjelang puasa…semoga ibadah kita nanti dapat lebih berarti…aamiin…

    Suka

Terima Kasih Untuk Jejakmu, Temans :)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.